Konflik Rusia Vs Ukraina
Curhat Komandan Batalyon Azov di Azovstal yang Terkepung Pasukan Rusia
Resimen paramiliter Azov didirikan pada 2014 dengan tujuan mempertahankan kota Mariupol dari serangan Rusia dan pejuang Donbass.
Penulis: Setya Krisna Sumarga

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Media Israel, Haaretz, secara eksklusif mewawancarai Svyatoslav Palamar, Wakil Komandan Batalyon Azov yang terkepung di pabrik baja Azovstal, Mariupol.
Palamar curhat tentang nasib anak buahnya yang berlindung di ruang bawah tanah, dalam kondisi amat sangat terbatas.
Mereka tidak punya jalur keluar, kecuali dievakuasi oleh PBB atau negara ketiga sesuai permintaan orang-orang Azov dan Ukraina.
Resimen paramiliter Azov didirikan pada 2014 dengan tujuan mempertahankan kota Mariupol dari serangan Rusia dan pejuang Donbass.
Mereka kemudian diintegrasikan ke Garda Nasional Ukraina. Kelompok sipil berhaluan nasionalis kanan itu resmi jadi elemen pertahanan negara.
Berikut alihbahasa wawancara jurnalis Haaretz, Sam Sokol dan Liza Rozovsky , yang dipublikasikan di laman media itu, Kamis (12/5/2022).

Pasukan Donbass mengatakan sejak warga sipil telah dievakuasi dari Mariupol, mereka tidak akan memiliki belas kasihan pada mereka yang tetap di sana. Apa yang Anda harapkan?
Kami berharap politisi kami, dengan dukungan negara lain, akan menemukan solusi, yaitu evakuasi pasukan kami. Ada banyak orang di sini yang tidak bisa kita berikan bantuan medis yang layak.
Daerah tempat kami menahan orang-orang yang terluka berada di bawah pengeboman besar-besaran dan hanya ada sedikit obat-obatan, sedikit peralatan untuk melakukan operasi dan situasi orang-orang yang terluka sangat parah.
Kami meminta Palang Merah, Perserikatan Bangsa-Bangsa, politisi kuat dunia untuk memungkinkan menyelamatkan orang-orang kami. Kondisi yang paling penting untuk ini adalah gencatan senjata untuk mengumpulkan yang terluka.